Rabu, 26 Juni 2024, bertempat di Gedung Pusat Kebudayaan, jalan Naripan no 9 Bandung, Titik Koempul kembali menggelar helatan rutinnya (Titik Koempul: Kolaborasi Energi) episode ke 75. Untuk gelarannya kali ini ada The Panasdalam Bank yang didaulat tampil dengan mengetengahkan tajuk “Musik Kampus Sentris”. Gelaran ini makin terasa istimewa karena band yang terkenal dengan hits “Sudah Jangan ke Jatinangor” ini tampil berbeda dengan konsep ‘briefing di panggung’. Hal ini menjadi sorotan tersendiri pada malam itu, karena dibalik konsep briefing/ngejam di atas panggung, The Panasdalam ingin menyampaikan tentang pentingnya proses dalam sebuah karya. Konteks ini bisa melebar dan diaplikasikan di banyak hal, dari mulai kehidupan, profesi, hingga proses penciptaan karya. Menarik ketika hal tersebut ditanggapi oleh banyak orang yang hadir malam itu. Tidak hanya oleh The Panasdalam Bank yang tampil, tapi juga orang-orang ‘dibalik layar’ yang mengamini pentingnya proses dalam profesi yang mereka jalani, dari mulai sound engineer sampai para pelaku visual.
Ditemui disela-sela acara, orang dibalik perusahaan multimedia Jeepee Production, Jojo Uhen menuturkan jika proses merupakan elemen kunci sukses baginya dalam menjalani karir sebagai ‘orang visual’. Mang Jojo, biasa beliau dipanggil mengawali karirnya sebagai videografer pernikahan, sampai akhirnya seiring berjalan waktu dan proses pembelajaran yang dia dapat, Mang Jojo dengan Jeepee Production-nya menjadi salah satu yang paling diperhitungkan jika kita bicara tentang streaming pertunjukan musik, atau pun acara-acara lainnya yang membutuhkan audio visual di dalamnya.
Pun begitu pula yang diamini oleh Puja Purnama. Seorang sound engineer yang pada malam itu bertanggung jawab untuk urusan audio selama pertunjukan berlangsung. Berawal dari hobinya ngulik soal sound, hingga akhirnya Puja dipercaya untuk mengurusi mixing mastering untuk banyak musisi di Bandung. Berangkat dari itu Puja kemudian mendapat pekerjaan di sebuah stasiun TV, hingga seiring berjalannya waktu dan proses yang dia jalani, Puja kemudian dipercaya untuk mengurusi urusan audio di banyak pertunjukan musik.
Kembali ke area acara. Sebelum The Panasdalam Bank tampil, Kang Zaki bersama dengan Ica ‘Estuari’ membawakan mini talk show bersama dengan dua narasumber, Dr. Dewi Primasari & Kang Ides. Kedua narasumber ini didaulat untuk membahas soal kesehatan dan gizi, di mana hal tersebut bertepatan pula dengan peringatan hari gizi nasional yang ke 64. Makin bertambah seru ketika Kang Zaki naik ke atas panggung untuk membawakan lagu ‘dadakan’ yang melibatkan penonton yang datang. Malam itu penonton diminta untuk membantu Kang Zaki menambahkan lirik seputar kesehatan dan gizi, hingga hal tersebut kemudian direspon oleh Kang Zaki dan beberapa musisi lainnya menjadi sebuah lagu. Slogan yang diusung Titik Koempul tentang kolaborasi energi benar-benar terasa malam itu, ketika Kang Zaki dan penonton membuat lagu dadakan lalu menyanyikannya bersama-sama. Terasa hangat dan penuh dengan energi positif di dalamnya.
Sekitar pukul 9 malam, giliran The Panasdalam Bank yang juga ditemani Kang Budi Arab tampil ke atas panggung, dan langsung menggebrak dengan lagu “Tong Gandeng” (yang lengkap dengan koreografi tari kecak) dan lagu “Koboy Kampus”. Masuk lagu ketiga, vokalis Alga Indria mengajak dua orang kolaborator, Kang Nday (pemain kecapi) dan Kang Kahong (pemain suling) naik ke atas panggung. Dua orang musisi tradisi ini diminta menjadi kolaborator untuk lagu “Sudah Jangan ke Jatinangor”. Uniknya, sebelum lagu dimainkan mereka menggelar briefing dadakan, seperti halnya yang biasa dilakukan para musisi di dalam studio musik. Bedanya, kali ini hal tersebut justru ditampilkan di atas panggung, hingga lucunya beberapa perdebatan dan juga masukan/ide kerap terlontar sebelum akhirnya terjadi kesepakatan dan lagu mulai dimainkan.
Pun begitu dengan lagu berikutnya, “Percaya Tak Percaya”, yang juga disajikan dengan konsep dadakan di atas panggung. Makin bertambah seru ketika Mutiara (putri dari vokalis The Panasdalam, Erwin Koboy) naik ke atas panggung bersama dengan Ica ‘Estuari’ dan Kang Pandu (dikenal sebagai gitaris musisi, Kikan). Lagu dengan isian lirik menggelitik nan jenaka ini dinyanyikan oleh Mutiara dengan tambahan puisi dari Ica ‘Estuari’, serta isian lead gitar dari Pandu.
Semakin malam, acara semakin seru dan kolaborasi energi di atas panggung juga makin terasa hangat ketika Firman Ink dan Van Godig didaulat menjadi kolaborator selanjutnya di lagu “Dan Bandung”. Selain itu, interaksi yang terjalin antara penampil dan penonton pun menjadi sajian yang semakin menegaskan jika ada energi positif yang melimpah ruah di Gedung Pusat Kebudayaan malam itu. Lewat pertunjukannya The Panasdalam Bank maupun semua orang yang terlibat di keriaan malam itu ingin menyampaikan pesan jika dalam karya yang baik ada proses dan kolaborasi energi yang baik pula. Hal ini menjadi penting, terutama untuk membangun ekosistem yang sehat untuk seni dan budaya di kota Bandung.