BANDUNG. Pada tanggal 1 Oktober 2023, Ganesha Student Innovation Summit 2023 melaksanakan kegiatan Grand Summit yang diperuntukan sebagai kegiatan puncak sekaligus penutup rangkaian kegiatan-kegiatan yang sebelumnya telah dilaksanakan, dimulai dari Opening Ceremony pada bulan Agustus, pameran kolaborasi multidisiplin pada bulan September, hingga berbagai kompetisi untuk siswa dan mahasiswa pada bulan September hingga Oktober.
Ganesha Student Innovation Summit 2023 (GSIS 2023), merupakan acara kolaborasi antara teknologi, bisnis, dan seni yang bertujuan untuk meningkatkan daya guna inovasi. GSIS merupakan acara tahunan yang diselenggarakan dan dikelola oleh Mahasiswa ITB dari berbagai jurusan dan angkatan yang sudah diselenggarakan sebanyak 3 kali. Pada tahun ini, GSIS mengusung tema “Futurizing Sustainability: Collaborative Revolution”. Tema ini diturunkan menjadi 4 pilar misi penyelenggaraan kegiatan yang bertujuan untuk membiasakan siswa dan mahasiswa sebagai agen perubahan untuk dapat menghasilkan inovasi yang sustainable, membiasakan pengambilan keputusan yang berorientasikan terhadap masa depan, meningkatkan kesadaran akan fungsi dari kolaborasi multidisiplin, dan memersiapkan siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan revolusi transformasi sosial.
Tema serta misi dari GSIS 2023 dilatarbelakangi oleh keresahan yang dimiliki oleh Annisa Edi Setyani (mahasiswa Perencanaan WIlayah dan Kota 2021, SAPPK), Eli Sulistyowati (mahasiswa Manajemen 2024, SBM), dan Muhammad Defryana Ramadhan (Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota) sebagai Direktur Eksekutif GSIS 2023 yang menilai bahwa tingkat kesiapan dan kesadaran dari siswa dan mahasiswa perlu ditingkatkan agar eksternalitas positif dan prospektif yang diproyeksilan dimiliki oleh periode Indonesia Emas 2045 dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Temuan utama yang mendasari kepercayaan kami terhadap pentingnya penyediaan wadah bagi siswa dan mahasiswa untuk mampu membiasakan diri dalam menghasilkan inovasi yang sustainable adalah ditemukannya pola sekuensial yang terjadi dari setiap era revolusi dengan temuan pola bahwa inovasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah pada suatu era akan menghasilkan eksternalitas negatif yang sulit untuk dikendalikan pada era selanjutnya akibat inovasi yang tidak disintesiskan melalui proses yang komprehensif, pragmatis, dan memperhatikan dampak inovasi tersebut secara agregat. Kami percaya dengan menyediakan wadah yang secara sinergis mampu mendukung siswa dan mahasiswa untuk berkolaborasi lintas disiplin ilmu, menyediakan simulasi untuk menghasilkan inovasi berdasarkan kasus nyata yang berorientasikan terhadap masa depan, dan pembekalan terhadap cara mengontrol eksternalitas-eksternalitas yang dimiliki oleh era ini seperti kecerdasan buatan, automatisasi, robotika, dll. mampu mendorong siswa dan mahasiswa untuk bertransformasi dalam menciptakan dan menggunakan inovasi dengan sustainable sehingga premis ketika masalah bertemu dengan inovasi atau solusi akan menghasilkan masalah baru dapat terbantahkan secara bertahap,” ujar Muhammad Defryana Ramadhan di Bandung, Minggu (1/10/2023).
Rangkaian kegiatan GSIS 2023 ditutup dengan acara Grand Summit yang mewadahi kegiatan diskusi dengan antara siswa dan mahasiswa dengan aktor-aktor representatif dari disiplin ilmu teknologi, bisnis, dan seni. Pidi Baiq (Imam Besar, The Panasdalam sekaligus penulis novel Dilan), Belinda Azzahra (Management Trainee, Philip Morris International), Rowland Asfales (CEO, PT Pijak Bumi), Royyan Dzakiy (Software Enginer, AIoT Research and Development Manager, eFishery), Hanief Meinanda (Director of Territory Strategy, Grab Indonesia), dan Ahmad Hasbi (Data Scientist, Sharing Vision Indonesia) hadir dalam meramaikan sesi diskusi yang terjadi di Grand Summit GSIS 2023. Acara ini sukses dalam mengumpulkan siswa dan mahasiswa dari berbagai latar belakang sebagai peserta. Peserta terdiri dari berbagai mahasiswa dan siswa yang berasal dari Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Katolik Parahyangan, Institut Teknologi Kalimantan, STMIK Amik Riau, STIA Banten, SMAN 3 Bandung, SMAN 5 Bandung, dan masih banyak lagi.
Selama tiga tahun masa kepengurusan acara ini, GSIS telah berhasil membangun komunitas peduli inovasi yang dikenal sebagai “Future Maker”. Keberhasilan dalam membentuk komunitas ini sebagian besar dapat diatribusikan kepada upaya kami dalam menjadikan GSIS sebagai entitas yang hadir di berbagai platform media sosial. Dalam waktu yang relatif singkat, komunitas ini telah berkembang dengan pesat dan saat ini memiliki lebih dari 16 ribu anggota aktif yang tersebar di berbagai kanal GSIS seperti Instagram, TikTok, Linkedin, Facebook, dan platform lainnya.
Pada acara penutupan yang diselenggarakan secara eksklusif untuk para pemenang kompetisi, anggota panitia, serta para pemangku kepentingan terkait, Ganesha Student Innovation Summit 2023 secara resmi ditutup. Acara ini mendapatkan respon positif yang sangat menggembirakan dari para tamu undangan. Salah satu pemangku kepentingan utama GSIS, yakni DITMAWA ITB (Direktorat Kemahasiswaan ITB), dengan tulus mengakui bahwa keberhasilan GSIS 2023 adalah hasil dari persiapan yang matang oleh panitia pelaksana dan tingginya antusiasme peserta. Dr. Epin Saepudin, M.Pd, Kepala Subdirektorat Organisasi Mahasiswa dan Pengembangan Prestasi Mahasiswa, yang mewakili Ditmawa, mengungkapkan harapannya agar GSIS dapat menjadi agenda tahunan yang berkelanjutan. GSIS dipandang sebagai sarana yang ideal bagi pelajar Indonesia untuk belajar berkolaborasi dan menciptakan inovasi.
Selain itu, Yogi Syahputra, Ketua Kabinet KM ITB 2023/2024, menyoroti GSIS sebagai salah satu contoh nyata dari wadah yang mampu mengaktualisasikan peran mahasiswa dan pelajar dalam mendukung visi “Indonesia Emas Tahun 2045”. Mahasiswa ITB telah memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan Indonesia melalui GSIS, dan semoga acara ini terus menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia dalam mencapai cita-cita besar negara.
Untuk keterangan lebih lanjut mohon hubungi:
Fahrieva Fasya Salsabila (Iva)
(+62)87770585500