Lewat “Epilog Bullshit”, Young Coconut Sajikan Ode Untuk Mereka yang Berdiri di Persimpangan

Hampir tiga dekade berdiri sejak tahun 1996 lalu, Young Coconut masih mengamini jika musik masih menjadi ‘obat’ mujarab bagi mereka untuk tetap waras di tengah kemelut hal personal maupun persoalan sosial di sekitar. Terbentuk ketika gelombang Third Wave Ska tengah melanda bak pandemi ke seantero jagat, band yang digawangi oleh Hilman “iing” (Vokal), Indra (Gitar & Vokal), Andre (Gitar), Dani “blake” (Bass), serta Agus “B-teung” yang sempat mengisi posisi drum untuk single “Realita” dan “Bellum Est Rapina” ini menorehkan catatan penting di ranah musik ska tanah air lewat single “Young Coconut” (Kompilasi Skalloween – Riotic Records) yang dirilis tahun 1998, serta “Hopelessly” (Kompilasi Time For Skunk – Eastern Wolves Records) yang dirilis tahun 2017. Setelahnya mereka kemudian merilis single “Realita” yang memotret perayaan tentang kehidupan, serta single “Bellum Est Rapina” yang mengetengahkan kemurungan tentang kematian.

Seakan enggan berpuas diri terlalu dini, mereka kembali melahirkan karya baru lewat single berjudul “Epilog Bullshit”. Lagu ini seolah menjadi episode lanjutan dari dua single sebelumnya, di mana perkara hidup, mati, dan labirin di antaranya mereka gambarkan sebagai arsiran gelap dan terang dalam kehidupan. Lagu ini juga dibuat dan dipersembahkan untuk orang-orang yang tengah berdiri di persimpangan, yang hendak menulis bab kehidupan gelap berikutnya.

Menggaris bawahi tentang hidup dan berdiri ditengah persimpangan, agaknya hal tersebut menjadi relevan bagi banyak orang, khususnya bagi yang menjalani fase dewasa, di mana hidup sudah bukan lagi perkara seberapa cepat kita melangkah, tapi seberapa tepat langkah kita memijak tanah. Ada kerikil yang kita pijak yang kemudian menelan langkah kita hingga terhenti, berpikir, dan bertanya, apakah kita akan terus melangkah dalam gelap, atau menunggu datang cahaya untuk menuntun kita kembali berjalan?

Lagu ini dibuat sebagai teman perjalanan bagi mereka yang tengah menyusuri lorong gelap dalam kehidupannya. Lewat lagunya, Young Coconut bergandengan tangan dengan mereka yang berjalan dalam gelap, dan berkata jika mereka tidak sendirian. Seolah lewat lagunya Young Coconut berkata jika bukan kegelapan yang perlahan akan membunuhmu, tapi kesendirian lah yang kemudian menjadi yang paling menyakitkan saat kita dalam perjalanan menemukan cahaya.

28 tahun bermusik dengan semua dinamika yang dirasakan, tentu hal tersebut berimbas pula pada cara Young Coconut merepresentasikan karyanya menjadi lebih dewasa, meski secara spirit mereka masih mengedepankan semangat menolak tua dengan musiknya yang enerjik. Untuk perilisannya sendiri, lagu “Epilog Bullshit” sudah bisa dinikmati sejak tanggal 7 Juli 2024 lalu di berbagai platform digital seperti Spotify, Amazon Music, Apple Music, hingga Youtube. Simak lagunya di bawah ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *