“Harmoni Narasi”: Mengupas Peran Soundtrack dalam Film di Teras Estuari Jilid 2

Teras Estuari Jilid 2 sukses digelar pada hari Jumat, 13 Desember 2024. Acara yang digelar di ITB Press Store ini merupakan kolaborasi Estuari bersama ITB Press (@itbpress.store) dan Liga Film Mahasiswa ITB (@lfmitb), yang menciptakan sebuah ruang di mana rasa penasaran dan pertanyaan peserta bertemu dengan jawaban dari para ahli di bidangnya. Dengan mengetengahkan tema “Peran Soundtrack dalam Film”, acara ini menjadi sebuah sesi yang menggugah dan memantik inspirasi, tidak hanya bagi pelaku film, tapi juga bagi siapapun yang menggemari film dan musik sebagai media mereka berekspresi.

Pemaparan teori dan pengalaman praktis dari Deden M. Sahid (@denzkitea), Bobbie Rendra (@bobbierendra), dan Nugtya Maitsaa Nahdah (@nugtyamn) menjadi inti acara ini. Deden, seorang filmmaker sekaligus Ketua Bandung Film Commission, membagikan pengalamannya tentang pentingnya elemen musik dalam membangun suasana dan mendukung narasi film. Bobbie, seorang produser kreatif dan analis musik serta film, memberikan pandangannya tentang pentingnya audio dalam sebuah film. Sementara itu, Nugtya, editor film dari LFM Bandung, memberikan perspektif teknis tentang bagaimana mengintegrasikan musik ke dalam alur editing secara efektif.

Sesi diskusi menjadi salah satu momen yang paling dinantikan. Diawali dengan pertanyaan mendasar mengenai fungsi utama soundtrack dalam film, sesi ini berkembang menjadi dialektika yang memantik refleksi mendalam. Berbagai pernyataan kritis dari peserta turut memperkaya diskusi, menjadikan suasana malam itu penuh energi dan antusiasme.

Obrolan dengan para narasumber yang cukup passionated di bidang film dan musik kemudian mengantarkan kita pada sebuah kesimpulan soundtrack dalam sebuah film bukan hanya sekedar musik latar; tapi juga perangkat naratif yang mengarahkan emosi penonton dan meningkatkan cerita. Kesimpulan ini menjadi benang merah dari seluruh pembahasan malam itu. Soundtrack bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari struktur narasi film. Musik mampu melampaui batasan visual dan dialog, membawa audiens ke dalam emosi mendalam yang tidak dapat disampaikan dengan cara lain.

Selain sesi diskusi, acara ini juga menampilkan dua film pendek yang inspiratif, yaitu “Semua Karena” karya Deden M. Sahid dan “9-6: When The Lights Goes Out” karya Sobidt Production. Kedua film ini menunjukkan bagaimana soundtrack atau dalam konteks film “9-6: When The Lights Goes Out”, audio mampu menjadi elemen penting dalam memperkuat cerita, mengingat film ini mengetengahkan suasana menegangkan sepanjang durasi film. Peserta yang hadir tidak hanya menikmati visual dan audio, tetapi juga belajar dari proses kreatif di balik karya-karya tersebut.

Yang membuat acara ini semakin istimewa adalah partisipasi aktif dari para peserta. Berbagai perspektif baru bermunculan, menambah kedalaman diskusi. Tidak hanya berhenti pada teori, sesi ini juga membuka ruang refleksi tentang bagaimana musik dapat menjadi jembatan antara cerita visual dan emosi audiens.

Melalui kolaborasi ini, Teras Estuari Episode II berhasil menciptakan momen pembelajaran dan berbagi yang berkesan, dan semoga semangat belajar dan berbagi ini terus berlanjut. Sampai jumpa di episode berikutnya, di mana kita akan kembali menjelajahi tema-tema menarik lainnya dan terus bertumbuh bersama sebagai komunitas yang saling mendukung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *