Penulis: Hasian Parlindungan Septoratno Siregar, Tutuka Ariadji, Rani Kurnia, Ivan Kurnia
Buku ini mengulas dasar teori dari berbagai metode peningkatan perolehan minyak tahap lanjut yang umum dikenal sebagai metode enhanced oil recovery (EOR). Secara garis besar, metode-metode yang dibahas meliputi 1) injeksi gas, contohnya CO2 dan enriched gas, 2) injeksi kimiawi (surfaktan, alkali, polimer), serta 3) injeksi termal (air panas, uap, dan in-situ combustion). Metode-metode lain seperti microbial dan vibroseismic, juga ikut disajikan mekanismenya. Selain metode-metode EOR, dibahas juga injeksi air dan peramalan kinerjanya, contohnya teori pendesakan frontal, yang merupakan basis bagi perhitungan metode lainnya.
Buku ini juga dilengkapi dengan pembahasan mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam implementasi metode EOR beserta kendala dan tantangannya. Berbagai contoh implementasi metode EOR di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, juga dikaji sebagai bagian pembelajaran. Dengan materi teori dan implementasi yang saling melengkapi, buku ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penerapan EOR yang lebih masif di Indonesia.
Buku ini berisikan:
Dalam praktik klasik, lapangan minyak pada awalnya diproduksikan dengan tenaga dorong alamiah dari dalam reservoirnya sendiri; tahapan ini dikenal sebagai tahap perolehan pertama atau primer (primary recovery). Seiring menurunnya produksi minyak karena tenaga alamiah reservoir yang terus berkurang, dilakukanlah injeksi air (waterflood) atau injeksi gas tak tercampur (immiscible gas injection) untuk meningkatkan nilai keekonomian lapangan; tahapan ini dapat digolongkan ke dalam tahap perolehan minyak kedua atau sekunder (secondary recovery). Saat produksi pada tahap ini juga sudah menurun, jika keekonomiannya baik, maka dilakukan perolehan minyak tahap ketiga (tertiary recovery) yaitu perolehan minyak tahap lanjut atau enhanced oil recovery (EOR). Perkembangan metode EOR pun mulai menyasar sumber daya minyak yang sangat sulit diproduksikan, seperti reservoir dengan minyak berat dan sangat kental (heavy oil). Pada beberapa kasus seperti itu, metode EOR bahkan dapat menjadi pilihan primer, bukan lagi tersier, untuk memproduksikan minyak secara ekonomis.
Jika ditelusuri, pengembangan teknologi EOR telah berlangsung sejak tahun 1940an. Pemicunya antara lain turunnya produksi dari lapangan-lapangan besar, konsumsi minyak bumi yang terus meningkat, dan penemuan reservoir-reservoir minyak baru yang semakin langka. Metode-metode EOR pun akhirnya dikembangkan di berbagai belahan dunia sesuai karakter reservoir yang disasar. Keberagaman karakter reservoir, termasuk sifat batuan dan fluida di dalamnya, membuka jalan untuk lahirnya ragam metode EOR yang dikenal luas saat ini.
Tak terhitung jumlah literatur berupa buku, jurnal, dan paparan di konferensi yang telah dipublikasikan dalam topik EOR. Ruang lingkup pembahasannya pun beragam; mulai dari uji coba skala laboratorium, pilot test, hingga implementasi skala besar yang telah bernilai komersial. Akan tetapi, antuasiasme terhadap perkembangan teknologi EOR acap teredam oleh fluktuasi harga minyak yang menghadirkan ketidakpastian.
Tujuan buku Dasar Teori dan Implementasi Peningkatan Perolehan Minyak Tahap Lanjut ini ialah agar para pembaca dapat mengetahui prinsip-prinsip kerja metode EOR yang ada, cara memilih metode, prinsip peramalan perolehan minyak secara umum dan tentang aspek operasi di lapangan. Dalam proses penulisan buku ini, tim penulis menggunakan asumsi bahwa pembaca sudah memiliki bekal pengetahuan fundamental teknik perminyakan, seperti petrofisika dan analisis fluida reservoir. Terdapat variasi kedalaman pembahasan dari setiap metode. Bahan-bahan dalam buku ini tentunya dapat menjadi pengenalan awal bagi setiap metode EOR yang mungkin lebih spesifik dibahas pada buku lainnya.
Bab 1 akan membahas definisi dan klasifikasi metode EOR beserta gambaran mekanisme secara umum. Bab 2 akan meninjau faktor-faktor utama yang memengaruhi efektivitas metode EOR serta aspek fundamental dari proses pendesakan. Bab 3 mengulas aspek fundamental dari injeksi air yang merupakan “induk” dari metode-metode EOR modern. Bab ini juga diperkaya dengan bahasan low-salinity waterflooding yang popularitasnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Bab 4 hingga Bab 6 akan berfokus pada tiga metode paling populer dan telah mencapai implementasi skala lapangan. Bab 4 meliputi injeksi gas seperti CO2, gas inert, dan gas diperkaya. Bab 5 membahas injeksi bahan kimia atau chemical flooding beserta tiga komponen utamanya: alkali, polimer, dan surfaktan. Injeksi termal, termasuk injeksi uap dan pembakan di tempat (in situ combustion) diulas pada Bab 6. Selain tiga metode di atas, metode alternatif seperti injeksi mikroba (microbial EOR) dan vibroseismik juga ikut dibahas perkembangannya di Bab 7.
Pengetahuan teoretikal yang disajikan pada Bab 1 hingga 7 tentu tidak lengkap bila tanpa aspek perencanaan dan implementasi lapangan. Untuk itu, Bab 8 akan membahas praktik perencanaan seperti pemilihan atau screening terhadap metode EOR serta peramalan kinerja produksinya. Selanjutnya, Bab 9 akan membahas potensi serta pelajaran dari penerapan metode EOR di dunia, termasuk di Indonesia. Kendala dan tantangan implementasi disarikan dari berbagai proyek EOR di seluruh dunia.
Ukuran | B5 |
Halaman | 286 Mix color |
Cover | Doff |
Untuk pemesanan hubungi nomor: +62-877-8806-6848 (WhatsApp)