Description
Industri konstruksi memegang peran dalam menggerakkan perekonomian melalui kontribusi penting pada kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat suatu negara. Pembangunan berbagai fasilitas infrastruktur publik seperti perumahan dan gedung-gedung, jaringan jalan raya dan jalan rel, pelabuhan dan bandar udara, serta jaringan air minum dan sanitasi, hingga fasilitas fisik pendukung sektor industri manufaktur dan sektor-sektor industri lainnya telah menjadikan industri konstruksi sebagai kunci keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Dalam dua dekade terakhir ini pembangunan infrastruktur telah mengalami peningkatan yang pesat, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional seiring dengan pertumbuhan permintaan layanan infrastruktur nasional. Khususnya dalam satu dekade terakhir ini, berbagai proyek konstruksi dengan beragam jenis dan kompleksitasnya menjadi manifestasi pesatnya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia. Peningkatan ini tidak saja dipicu oleh peningkatan permintaan lokal tetapi juga didorong oleh hasil interaksi dan partisipasi pelaku industri dari luar negeri. Keterlibatan pelaku asing dalam berbagai investasi pembangunan infrastruktur publik tidak saja terbatas pada penyertaan permodalan tetapi lebih penting lagi pengenalan praktik-praktik profesional kerekayasaan dan teknologi konstruksi.
Pembangunan infrastruktur merupakan satu dari banyak cara dimana industri konstruksi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, sehingga agar dapat berfungsi dengan baik, maka industri konstruksinya juga harus mampu dan siap menjawab berbagai permintaan dan tantangan pembangunan infrastruktur. Kesiapan dan kemampuan industri konstruksi akan dipengaruhi berbagai faktor non-teknis seperti regulasi, tata kelola, ekonomi dan pengelolaan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kemampuan dan kesiapan industri konstruksi adalah faktor teknis, yang berhubungan dengan kemampuan kerekayasaan dan teknologi. Dari berbagai faktor ini, sayangnya industri konstruksi Indonesia masih kurang memperhatikan peran penting dari faktor-faktor kerekayasaan dan teknologi.
Naskah ini disusun berdasarkan keyakinan bahwa untuk mengembangkan kemampuan dan kesiapan tantangan serta peluang konstruksi di masa mendatang industri konstruksi nasional harus mulai lebih memperdalam perhatiannya pada aspek-aspek kerekayasaan dan teknologi.
Sebagai institusi teknologi terkemuka di Indonesia, ITB memelopori pengembangan keilmuan konstruksi, sebagai bagian keilmuan teknik sipil. Di tahun 1980 sekelompok akademisi di departemen teknik sipil membentuk Kelompok Bidang Keahlian Manajemen Konstruksi (Construction Management), yang lebih fokus pada aspek-aspek pengelolaan pelaksanaan pembangunan di lapangan daripada perancangan. Di tahun 1994, cakupan kajian keilmuan manajemen konstruksi diperluas dan menjadi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi. Meski demikian hingga saat ini kajian tentang rekayasa konstruksi belum banyak berkembang. Hal ini antara lain disebabkan karena pelaku industrinya sendiri masih lebih berkonsentrasi pada aspek-aspek usaha, manajerial, regulasi dan legal, sementara aspek teknologi khususnya masih belum dianggap sebagai prioritas karena membutuhkan investasi yang sangat besar. Kondisi ini tentunya akan merugikan industri itu sendiri manakala pesaing dari luar negeri akan semakin banyak berkarya di tanah air.
Untuk mendorong industri konstruksi nasional agar siap dan mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan potensi kerekayasaan dan teknologi di masa mendatang perlu dirumuskan langkah-langkah strategis. Langkah strategis pertama yang perlu dirumuskan adalah keberadaan lanskap teknologi konstruksi sebagai landasan perumusan peta jalan penguasaan dan pengembangan teknologi konstruksi Indonesia.
Lanskap teknologi dalam hal ini adalah gambaran tentang ranah suatu teknologi di antara teknologi-teknologi lainnya. Lanskap teknologi digunakan untuk mengidentifikasi jenis teknologi menilai jenis teknologi yang diterapkan saat ini serta dan status posisinya terhadap teknologi-teknologi di masa mendatang yang dianggap relevan untuk dikembangkan di industri. Lanskap teknologi digunakan untuk mengevaluasi teknologi yang dianggap penting bagi pencapaian sasaran strategis jangka panjang dan kemampuan organisasi untuk mampu menyintas melalui kondisi bergejolak. Dalam naskah ini dibahas perkembangan rekayasa dan teknologi konstruksi di Indonesia, mulai dari penelusuran umum sejarahnya, tantangan dan kondisi industri konstruksi saat ini dan potensi menjadikan kembali kerekayasaan dan teknologi sebagai kompetensi inti kegiatan konstruksi. Melalui penelusuran sejarah kita dapat belajar tentang keberhasilan dan kegagalan sehingga mampu memicu munculnya berbagai ide penerapan prinsip-prinsip kerekayasaan dan pemanfaatan teknologi untuk memajukan industri konstruksi Indonesia.
Reviews
There are no reviews yet.