Penulis: Sundani Nurono Soewandhi
Semesta ini sungguh mempesona. Setiap titik pandang, di mana pun di belahan semesta ini, akan memaksa siapa pun untuk menunduk merenungkan kekerdilan dan ketidakdigdayaan manusia atas semesta. Di titik berpijak di tempat berdirinya sekali pun. Terlalu banyak yang mempesona, terlalu banyak yang menggoda, terlalu banyak yang harus dilihat, didengar, dirasakan dan dicatat. Memori di otakku memang bisa mencatat, mengingat banyak hal. Tetapi hanya sesaat, di saat lainnya, semua itu bisa menjadi kenangan tidak terukur. Semua menjadi legenda yang bisa dibuat menyenangkan tetapi tidak memintarkan banyak orang.
Memang sengaja aku memohon kepada Sang Pencipta untuk diizinkan lebih banyak menikmati jengkalan semesta Nusantara. Bukan apa-apa. Jengkalan di luar sana juga memberi makna kehidupan yang sama. Tetapi aku tidak ditakdirkan hidup di situ. Aku dilahirkan dan menyusu energi semesta Nusantara sebanyak yang aku bisa. Sebab aku hidup di Nusantara dan makna jengkalan semestanya bisa aku pahami, maka mestinya aku bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi secuplik populasi manusia Nusantara.
Buku ini menjadi kumpulan pengalaman pengelanaanku di jengkalan kepulauan Nusantara sejak menyukai menulis sampai hari ini. Dengan berwujud buku, aku bisa menikmati suasana jengkalan Nusantara kapan saja aku merindukan atau memerlukannya. Atau buat pembaca yang belum pernah hadir di jengkalan yang sama mungkin bisa menolong membantu meninggikan respeknya pada sesama nun di jengkalan sana.
Buku ke-1
Buku ke-2
Buku ke-3
Penulis dilahirkan di Cimahi, 9 November 1953 dari pasangan Soewandhi dan Soetrani, Sundani Nurono sejak tahun 1954-1971 menetap dan dibesarkan di Denpasar Bali. Meninggalkan Bali untuk melanjutkan studi di Departemen Farmasi, FMIPA ITB tahun 1972, kemudian menetap permanen di Bandung. Tahun 1977 menjadi Sarjana Farmasi, tahun 1979 apoteker dan 1981-1983 melanjutkan dan menyelesaikan studi doktoral di Institut für Pharmazeutische Technologie der Technische Universität zur Braunschweig, Jerman dalam bidang Material Sains Farmasi dengan gelar akademik Doktor rerum naturarum. Tahun 1986 menikah dengan Rinjani Sri Wahyuni dikaruniai satu putra Sindhu Banyusekti, 30 April 1987 dan tiga puteri masing-masing Tara Kilianti, 29 Agustus 1990; Ghitha Auliadhiya, 28 Mei 1993 dan Bulan Pijarasasi, 29 Agustus 1996. Tahun 2009 memperoleh apresiasi jabatan Guru Besar Sekolah Farmasi ITB.
Sejak SD sampai SMA nyaris setiap hari bermain sepakbola mulai dari tanah kosong, kuburan Badung, alun-alun Denpasar sampai pinggiran dan lapangan inti stadion Ngurah Rai. Pernah dilatih alm Tony Pogacnik (mantan pelatih PSSI yang bermukim di Kuta, Bali) saat duduk di kelas 3 SMPN I Denpasar. Memimpin kesebelasan SMAN I menjuarai POPSI Kabupaten Badung dengan mengalahkan SMOA 2-1, menyumbang 1 gol. Berlanjut menjuarai POPSI Propinsi Bali, mengalahkan kesebelasan Buleleng di stadion Ngurah Rai. Menurunkan intensitas bermain bola karena berjanji kepada orang tua sebagai ganti ijin sekolah di ITB. Meski demikian, sejak 1978 aktif di Liga Sepakbola Dosen ITB sebagai pemain, pelatih dan penulis setiap pertandingan. Hobi ini terbawa sampai sekolah di Braunschweig Jerman dengan melatih dan bermain bola bersama PPI Braunschweig juga kesebelasan TU Braunschweig. Sejak kelas 1 SMAN I Denpasar, dipicu kewajiban Kepala Sekolah untuk keliling dan mendaki semua gunung di Bali, merintis pendakian gunung Abang di timur Gunung Batur tahun 1970 kemudian berlanjut pada tahun yang sama mendaki Gunung Rinjani di Lombok. Kali ini kembali menjadi tim pendaki SMAN 1 Denpasar pertama yang beruntung bisa menjenguk Danau Segara Anak dan anak gunung Rinjani, Gunung Batu Jari.
Keakraban dengan mahasiswa membuahkan kegiatan magang industri Farmasi sejak 1996. Tahun 2017 asesor ASIIN Jerman menetapkannya menjadi MK Wajib 2 sks dalam kurikulum Sekolah Farmasi ITB. Sejak 1996 menjadi tim penggagas dan pengembang Program Kreativitas Mahasiswa yang merambah seluruh perguruan tinggi Indonesia sampai saat ini. Perjalanan hidup yang agak distortif dialami sejak pulang dari studi Doktoral di Jerman. Rektor ITB menugaskan menjadi Bendaharawan Proyek BD Politeknik (1984-1986), kemudian beralih ke ITB juga menjadi Benpro (1986-1988) kemudian Pimpro P3T ITB (1988-1990). Rekam jejak ini membekali penugasan menghitung biaya satuan pendidikan tinggi Indonesia tahun 2003 dan 2009. Tahun 1992 direkrut Dirbinlitabmas Ditjen DIKTI sebagai reviewer Penelitian dan kemudian ditugasgandakan di bidang Pengabdian kepada Masyarakat, PPM. Sejak tahun 2014 bersama PKBL PT Pertamina (Persero) membangun 32 titik Kawasan Ekonomi Masyarakat, KEM di 20 propinsi NKRI sekaligus menjadi tantangan pematangan penerapan dan pemahaman PPM. Sejak 2017 bersama DPPU Pertamina Ngurah Rai, Bali memimpin orkestra NYANYIAN JIWA DI KEM KELODAN dan KEM KAJANAN Desa Bengkala bersama warga tuli bisu. Sejak tahun 2018 juga bersama DPPU Pertamina Ngurah Rai Bali, menemukan teknik penanaman bibit bakau yang sederhana dan murah di pantai timur desa Kelan, Tuban Bali. Juga mengembangkan kawasan pantai Kelan Barat menjadi destinasi wisata
Untuk pemesanan hubungi nomor: +62 822-5783-6881